Membaca judul postingan ini, niscaya anda akan teringat dengan cerita silat jaman dulu. Mungkin juga langsung terbersit nama S.H.Mintaradja, Bastian Tito, atau Khoo Ping Hoo. Factually, saya tidak akan bercerita tentang novel, atau pertempuran berdarah dengan ajian-ajian para pendekar sakti mandraguna. Dan lebayly, ini hanya tulisan iseng yang tercetus dari pikiran sederhana saat perut kosong menanti waktu berbuka puasa. :malus

Hari ini memang ada sedikit prahara keributan di halaman grup Facebook Statusbook Community (SC). FYI, SC sendiri sebenarnya adalah grup yang membernya cukup banyak dan menjadi cikal-bakal StatusBooks (SB). Sementara kejadian yang menjadi pangkal keributan adalah ketika ada postingan salah satu member yang dihapus (terhapus?). Konon postingan tersebut sudah cukup populer dan ribuan kali dikomentari. Entah oleh ribuan member atau ada yang dopost, tripost, dst. :hammers Saya sendiri tidak berani memastikan, karena belum sempat membaca postingan tersebut. Walaupun saya sys admin di SB, tapi di grup SC sendiri saya jarang –bahkan tidak pernah– berpartisipasi. Grup ini bahkan hidden out dari left home menu saya. :Yb

Nah, member yang bersangkutan tentu saja keberatan, dan menyimpulkan bahwa postingannya telah dihapus oleh salah satu admin grup. Ini yang jadi masalah! Saya pun ikut keberatan. Admin itu punya root access (kalau di *nix). Pemegang kekuasaan tertinggi di sebuah sistem. Tapi karena admin itu manusia dan bukan Tuhan, maka semakassarnya seyogyanya tidak bertindak semena-mena. Kalau pun harus mengambil tindakan, berikan penjelasan mengenai sebab-musababnya. Di bagian mana postingan tersebut melanggar terms dan rules. Jangan seenaknya! Presiden pun bisa didemo, apalagi cuma admin grup? :ngakaks

Tapi mengingat ini hanyalah sebuah asumsi, bahwa postingan tersebut dihapus oleh admin, maka marilah kita menerapkan azas praduga tak bersalah. Lagi pula, dalam kasus seperti ini sebenarnya masih banyak kemungkinan lain yang bisa dikambinggulingkan dikambinghitamkan. Dan tanpa bermaksud menyaingi detektif Conan (apalagi KPK), saya akan mencoba menguak misteri di balik penghapusan ini. Pemirsa….! *sambil bergaya ala presenter silet* :ngakaks

Kemungkinan pertama adalah adanya bugs. Kalau anda sering bergaul dengan software developer, anda pasti mengenal istilah ini. Semacam cacat pada sistem yang belum sempat di-patch. FYI, beberapa hari yang lalu teman saya ‘kehilangan’ semua applikasi dan game di FB. Tidak ada yang tersisa! Padahal dia yakin tidak pernah mengutak-atik settingan. Dan setelah saya confirm ke forum developer FB, ternyata memang ada bugs di sistem mereka, untuk aplikasi dan game yang jumlahnya sudah terlalu banyak. Kebetulan teman saya ini suka coba-coba aplikasi. Sampai-sampai aplikasi yang dia berikan ijin akses ke akunnya mencapai ribuan. :amazed:

Yang namanya sistem, apalagi yang web based dengan database ukuran raksasa, resiko seperti ini selalu ada. Masih ingat waktu 1500-an member statusbooks.com harus “hilang” gara-gara sistem yang error? Atau waktu 5000-an member pioneer harus ter-reset menjadi NOL? Itu lah sistem! Tidak mungkin sempurna :nohope:

kemungkinan lainnya, memang dihapus tapi bukan dihapus oleh admin grup. Bisa jadi dihapus oleh sistem FB sendiri, manual ataupun otomatis. Siapa yang tahu? Itu hak mereka. FB punya mereka, bahkan semua content di FB termasuk status kita, foto, link, atau apapun itu, semuanya sudah jadi hak milik FB! Apalagi grup SC ini memang rada ‘rawan’ karena menggunakan branding FB (statusbook). FYI, saat ini developer aplikasi pihak ketiga tidak lagi dibolehkan untuk menggunakan branding FB. Jadi kata-kata seperti: face, faces, book, books, semuanya restricted. :capedes Waktu grup SC dibikin, FB belum mengeluarkan peraturan seperti itu untuk group naming rules, tapi tidak menutup kemungkinan suatu saat grup ini akan dihapus oleh FB hanya karena masalah typhology. Sangat mungkin! :takuts

Maka teman teman, daripada ribut-ribut di bulan puasa, apalagi untuk sesuatu yang belum jelas penyebabnya seperti ini, mending kita melihat ke depan. :shakehand Kalau ingin membangun komunitas yang independen, kita harus ‘keluar’ dari FB. Betul, untuk keluar dari zona nyaman seperti ini rada sulit. Membernya sudah terlanjur banyak. Kalau posting, banyak yang komentar, setidaknya disukai, atau minimal dibaca. Tapi senyaman-nyamannya di rumah orang, bukankah lebih damai di rumah sendiri? :coffee: Jadi kenapa tidak bergabung di rumah baru kita, di http://statusbooks.com. Memang masih sangat jauh dibandingkan jejaring sosial multi-triliun itu. Tapi setidaknya kita tidak perlu membuang-buang traffic internet kita untuk akses ke luar negeri. “Kalau mengaku patriotik, mestinya cinta produk lokal”.